Rabu, 15 Oktober 2014

Bimbingan Konseling Keluarga



Beberapa Alasan Orang untuk Berumah Tangga
Membangun rumah tangga yang harmonis adalah impian setiap orang. Menikah adalah proses awal menuju rumah tangga yang harmonis dengan tidak lepas dengan komitmen-komitmen yang telah dibuat sebelumnya. Berikut, beberapa alasan seseorang untuk berumah tangga.
1.      Mengharapkan ridho dan cinta dari Allah dan Rasul-Nya
Menikah adalah sesuatu yang diharuskan dalam Islam. Terdapat di dalam ( Al-qur’an surat An-nur : 32 )
"Dan nikahkanlah orang-orang yang masih menbujang diantara kamu, dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan..”
Telah ditetapkan bahwa Allah membenarkan manusia untuk menikah dan menjadi sebuah perintah. Menikah juga merupakan Sunnah Rasulullah SAW. Yang dianjurkan pada umatnya. Menikah dan berumah tangga bukan hanya menyatukan dua orang manusia, melainkan juga beribadah kepada Allah. Telah diciptakan manusia itu berpasang-pasangan dengan rasa cenderung kepada masing-masing. Jadi, tinggal manusianya saja lagi yang melakukan dan mengerjakan dengan cara yang baik dan halal, yaitu dengan menikah.

2.      Menjaga Kesucian Diri
“Wahai sekalian para pemuda, barang siapa diantara kalian sudah memiliki kemampuan untuk menikah, maka menikahlah sebab dengan menikah, pandangan akan mudah tertundukkan dan farji lebih mudah terjaga. Barang siapa yang belum mampu menikah, hendaklah ia berpuasa sebab, puasa itu merupakan solusi (pengekangan birahi) baginya.”  (HR. Bukhari muslim).
Menikah adalah menghalalkan sesuatu yang haram menjadi halal, seperti tersalurnya kebutuhan biologis. Selain itu, menikah dapat mencegah diri dari berbagai fitnah.

3.      Melestarikan Manusia
Dalam sebuah pernikahan tentulah mengharapkan terlahirnya generasi-generasi penerus dimuka bumi ini. Seperti yang disabda oleh Rasulullah SAW.
“Saling menikahlah kamu, saling membuat keterunanlah kamu, dan perbanyaklah (keturunan). Sesungguhnya aku bangga dengan banyaknya jumlahmu di tengah umat yang lain.” (HR. Abdurrazak & Baihaqi).
Menurut beberapa orang yang di wawancarai mengaku bahwa dengan kehadiran anak akan menambah keharmonisan dalam berumah tangga, dan peran anggota keluarga terasa lebih sempurna dijalankan.

4.      Menenteramkan
“ Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya dan dijadikannya diantaramu kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.”  (Qs. Ar-ruum 21)
Ya, Salah satu alasan untuk berumah tangga adalah untuk mendapatkan ketenteraman. Ketenteraman bisa dicapai dari segi psikis dan fisik. Dengan menikah dan berumah tangga, udah tenang karena ada yang ngontrol makan minumnya, udah tenang karena secara financial aka nada peningkatan. Bukankah menikah itu memperluas rezeki?

5.      Desakan Keluarga & Lingkungan
Ada alasan lain yang mengatakan bahwa menikah itu karena adanya desakan halus dari lingkungan sekiutar. Ketika teman-teman di era SMA atau kuliah sudah banyak menikah, maka timbul pertanyaan dari orang-orang sekitar. Kapan giliranmu? . ditambah lagi mungkin dengan berbagai usaha keluarga untuk mencarikan jodoh dan sebagainya. Dari desakan tersebut, terciptalah stimulasi-stimulasi yang sering dikaitkan dengan factor umur, putaran waktu kehidupan mengharuskan kita untuk “dewasa” atau jika tidak akan tergila oleh zaman.


Persiapan dalam Berumah Tangga
Tentunya sebelum  melangkah ke pernikahan dan berumah tangga, ada berbagai persiapan-persiapan yang dilakukan baik itu pra nikah maupun pasca pernikahan. Berikut macam-macam persiapan yang harus di[perhatikan dalam berumah tangga.
1.      Mempersiapkan Niat
Langkah awal yang harus dilakukan adalah siapkan niat untuk menikah karena Allah SWT. Hasil wawancara yang saya dapatkan dari seorang sahabat mengatakan bahwa sebelum merancang berumah tangga, niat itu harus diperhatikan jika memang niatnya belum lurusentah itu menikah karena kecantikan / ketampanan, atau menikah karena ingin kekayaan, dan sebagainya maka perlu diluruskan terlebih dahulu. Siapkan niat terbaik menikah karena Allah, niat karena ibadah kepada Allah, niat karena mengharapkan ridho & cintanya, mari kita pahami sabda Rasulullah SAW berikut:
Barangsiapa yang menikahi seorang perempuan karena kemuliannya, maka Allah tidak akan menambahkan untuknya kecuali kehinaan. Barangsiapa menikah karena harta, maka Allah tidak akan menambahkan untuknyakecuali kefakiran. Barangsiapa menikah karena keturunan, maka Allah tidak akan menambahkan untuknya kecuali kerendahan. Barangsiapa menikah karena tidak menginginkan sesuatu kecuali untuk menundukkan pandangan, menjaga diri dari perzinahan, atau semata mahabbah (rasa cinta) kepada Allah (melaksanakan perintah Allah dan sunnah Rasul) maka Allah pasti member keberkahan kepada keduanya.” (HR. Thabrani).

2.      Mempersiapkan ilmu
Rumah tangga itu perlu ilmu. Pernikahan dengan tangan kosong tanpa ilmu akan mempersulit membangun keluarga yang bahagia. Mengetahui dasar dari hak serta kewajiban terhadap suami/isteri, mengetahui adab-adab rumah tangga, mengerti dengan ketentuan dan hukum-hukum tertentu dalam rumah tangga yang sesuai dengan syariat Islam. Dan alangkah baiknya, sebelum berlanjut ke pernikahan banyak membaca buku-buku tuntunan berumah tangga.

3.      Mempersiapkan mental dan fisik yang sehat lagi kuat
Menyiapkan mental pra nikah disini lebih kepada kesiapan kejiwaan dalam menghadapi kehidupan baru. Mungkin sebelumnya biasa hidup dengan orang tua serba berkecukupan tapi setelah menikah harus lebih mandiri dalam segala hal. Intinya, mempersiapkan mental yang kuat untuk kehidupan baru dengan segala konsekuensi yang akan dihadapinya dalam berumah tangga, serta mampu menerima dan mengatasi dugaan-dugaan yang akan selalu terjadi dalam sebuah rumah tangga. Kemudian, sebelum menikah juga harus diperhatikan kondisi kesehatan fisik. Begitu juga pasca menikah. Kesehatan adalah kenikmatan yang tak terkira yang diberikan Allah kepada manusia. Dengan memiliki kesehatan serta kondisi fisik yang sehat maka dapatlah kita menjalankan aktivitas-aktivitas sehari-hari dalam rumah tangga, sehingga tercapailah keluarga yang harmonis.

4.      Mempersiapkan finansial
Kebutuhan financial sangat dibutuhkan baik itu pra nikah maupun pasca menikah. Sebelum menikah tentunya ada resepsi atau walimahan pernikahan itu sendiri. Dan itu membutuhkan uang dan segala macamnya. Demikian juga pasca menikah. Adanya pekerjaan yang menghasilkan dan mampu menghidupi keluarga dengan tangannya sendiri tanpa bergantung kepada orang lain apalagi dengan orang tua. Jadi setelah menikah itu jangan sampai menjadi beban orang tua. Dengan memilki kebutuhan financial yang mencukupi, maka rumah tangga akan berjalan sebagai mestinya. wallahu a'lam...

Selasa, 07 Oktober 2014

Menghilangkan Self Limiting Belief


Contoh masalah
Si A adalah seorang mahasiswi di sebuah universitas negeri pada fakultas keguruan. Ia mengalami self limiting belief sewaktu PPL. Ia merasa tidak percaya diri disaat mengajar. Terlebih yang diajarkannya itu adalah siswa SMA di kelas XII yang jika dihitung diperkirakan jarak umur antara si A dan siswa-siswanya berkisar 2,3 tahun lebih tua si A. Memang jika dilihat sebelumnya, si A adalah tipe pendiamdan kurang aktif di kampusnya. Sehingga di alam PPL ia merasa canggung dan tidak percaya diri. dia berkeyakinan tidak mampu untuk memberikan pengetahuan yang terbaik buat siswa-siswa PPLnya. Dia merasa pengetahuan yang dipelajari dan diketahuinya sangat minim untuk berhadapan dengan siswa-siswa PPLnya. 

Solusi menghilangkan self limiting belief
Self limiting belief merupakan kepercayaan yang ditimbulkan oleh diri seseorang sehingga membatasi kemampuan dirinya sendiri. Kepercayaan ini bisa mempengaruhi sikap dan pola pikir. Beberapa langkah yang mungkin bisa menghapus self limiting belief, yaitu:
Pertama, kenali keercayaan yang diyakini. Untuk menghapus kepercayaan atau belief itu sediri yaitu dengan cara mengenalnya. Cari informasi lengkap mengenai belief yang mengganggu kita. Contoh: mempercayai bahwa anda adalah seorang yang tidak mempercayai diri sendiri. Gali informasi tentang kepercayaan diri itu sendiri.
Kedua, kenali keuntungan dan kerugian dari belief atau kepercayaan yang mengganggu kita. Bandingkan, "apakah ada keuntungan dari sikap ketidakpercayaan diri kita?". "Apakah ada kerugian dari ketidakpercayaan diri kita?". Yang pastinya, jika kepercayaan yang kita pegangitu bersifat negatif dan tidak membangun. maka kerugianlah yang paling banyak kita dapatkan.
Ketiga, lakukan motivasi diri. Sebenarnya dorongan terkuat untuk menghilangkan self limiting belief itu adalah pada diri kita sendiri. sebesar apapun motivasi atau dorogan yang diberikan orang lain untuk menghilangkan belief itu tidak akan terjadi jika dari diri kita sendiri tidak memiliki power yang kuat. Setelah mengetahui dan mengenali serta membandingkan keuntungan dan kerugian yang ada pada belief kita maka selanjutnya adalah ciptakan kekuatan dalam diri sendiri dan optimislah. " saya benar-benar ingin lepas dari self limiting belief."
"self limiting belief mengganggu saya dan masa depan".